Salah satu anugerah terbesar dalam hidup adalah diciptakannya sistim cicilan. Inilah hukum yang amat tua dalam proses penciptaan. Inilah hukum yang kemudian diadopsi oleh tukang kredit dalam memasarkan barang dagangannya.
Tanpa kemudahan cicilan, hidup tidak mungkin diselenggarakan. Tidak ada bayi dalam kandungan, karena bisa merepotkan proses kelahiran. Tidak ada pihak yang merangkak langung lari. Firman Tuhan tidak diturunkan sebagai buku, tapi dalam bentuk pengertian demi pengertian, bagian demi bagian.
Inilah yang kemudian oleh Albert Einstein disebut sebagai hakikat waktu. Alasan utama waktu diciptakan ialah agar segala sesuatu tidak terjadi secara bersaman. Betapa bahayanya kebersamaan seperti itu. Di dunia ini tidak akan ada bank yang sanggup berdiri jika seluruh nasabahnya menarik dananya secara bersamaan. Sebuah bank baru bisa bekerja ketika ada sistim giliran dan antrian, urutan dan putaran. Inilah inti dari sistim cicilan. Dan hidup ii berisi dari serangkaian cicilan demui cicilan.
Saya tidak berani membayangkan punya rumah pada awalnya. Tapi hukum cicilan lebih besar dari hukum bayangan. Sistim cicilan mendatangkan soal-soal yang tidak pernah berani saya bayangkan. Hukum itu disodorkan pada saya perkenalan dan persahabatan, pekerjaan dan ujian, serta gaji dan kenaikan tabungan. Maka setiap menatap rumah itu hari ini, saya seperti menatap gunungan cicilan yang menakjubkan yang berakumulasi menjadi satu kesatuan. Dengan cicilan, saya kuat mendapatkan apa yang tidak berani saya bayangkan.
Kata cicilan itu masih menempatkan saya di pihak yang aktif dan mampu. Padahal sayalah yang mestinya ditempatkan sebagai obyek pasif dan tidak mampu, karena kekuatan saya cuma pada tahap itu. Tidak secara bersamaan pemberian itu diberikan. Hujan kalau tidak dipecah dalam bentuk rintikan, kedatangannya pasti tidak tertanggungkan.
Betapa sikap buru-buru saya selama ini bertentangan dengan hukum cicilan dan bahaya. Kalau seluruh rejeki diberikan dalam satu termin, saya akan gila karena tidak ada perangkat dalam diri saya untuk kuat menampungnya. Begitu juga dengan sakit. Pusingpun kini mulai bijak dengan memakai sistim cicilan, misalnya pusing sebelah. Cuma sebelah saja begitu sakit rasanya, apalagi kalau seluruhnya... hemm... “Cicilan Memang Anugrah Yang Hebat...:(by mas prie gs)
Salam Mulia...;)
0 komentar:
Posting Komentar